>Karyawati Di "Celup Paksa" Lalu Dibunuh

>Tak ada lagi canda dan tawa Ikrimah, yang akrab disapa Dea. Karyawati konveksi berparas cantik yang berusia 17 tahun ini pergi untuk selama-lamanya. Ia diperkosa kemudian dibunuh pemuda saudara tirinya di tempat kerja Jalan Angke Jaya, RT 04/04, Kel. Angke, Jakarta Barat, Sabtu (22) pagi.

Mayat Dea ditemukan dalam posisi telentang, tanpa mengenakan celana dalam di kamar tidur lantai dua rumah bos sekaligus tempat usaha konveksi tersebut. Ada luka tusuk di punggung dan tangan. Tragisnya lagi, leher Dea dijerat kabel antena teve. Pelaku yang sudah diketahui identitasnya itu menggasak handphone korban.

Petugas Polsek Tambora yang memeriksa jasad Dea di tempat kejadian menduga, sebelun dibunuh, korban diperkosa pelaku. Hal ini diketahui dari ceceran sperma dan darah di selangkangan korban. Komar, saudara tiri Dea yang diduga sebagai pelaku, meninggalkan celana pendek jins serta kaos di kamar korban.

BERDUA

Di perusahaan konveksi milik Lie Tjun Djien, 43, terdapat 10 karyawan, dua wanita dan delapan lelaki. Komar dan Nur Salim , 19, tidur di kamar dekat kamar Dea. Sedangkan karyawan lainnya tidak tidur di perusahaan konveksik ini.

Menurut Nur Salim, Dea kelahiran Rangkas Bitung, Banten, sudah lebih dari setahun bekerja di perusahan konveksi. Setiap malam, Dea terlihat berdua bersama pelaku di kamar. “Saya tidak curiga karena mereka saudara tiri,” kata Nur Salim di tempat kejadian.

Jumat (21/1) malam, kebiasaan berdua juga dilakukan lagi oleh Komar. Esok pagi, karyawan muda itu kabur setelah menodai dan menghabisi Dea saudara tirinya.

“Diduga ada perlawanan dari korban, karena tangan Dea ada luka terkena sayatan senjata tajam,” jelas Kapolsek Tambora Kompol Hery Dian Dwiharto di tempat kejadian. Tapi ia belum bisa menjelaskan motif pembunuhan itu maupun memastikan kalau korban dinodai pelaku.

Irpah , 17, dan Neneng, 18, teman sekampung Dea di Desa Marga Jaya, Cimarga Rangkas Bitung, Banten, mengatakan sempat bertemu dengan almarhumah tiga minggu lalu. “Dea bilang kalau minggu ini mau pulang kampung dan tidak kembali lagi ke Jakarta,” cerita Neneng. Rupanya itu firasat yang menjadi kenyataan. Ternyata Dea pergi untuk selama-lamanya. (warto/B)

Sumber: POSKOTA
s

Komentar ditutup.